Sunday, June 01, 2008

Blue Energy

Vigilante di develop oleh Science Application International Corporations,

Features

The Vigilante 496 is either optionally piloted or an autonomous UAV. It is capable of a maximum true air speed of 96 knots and altitudes over 10,000 feet. It has 12 cu ft interior volume and a 300-lb. payload capacity with its full fuel capacity of 18 gallons. The Vigilante 502 is a UAV only aircraft. It is capable of a maximum true air speed of 117 knots and altitudes over 12,000 feet. It has 5 cu ft interior volume, a 150-lb. payload capacity with its full 36-gallon fuel capacity in a NASCAR type crashworthy fuel system, and less drag for improved aerodynamic performance.


JOKO BLUE ENERGY

Blue Energi developer Joko Suprapto

JANGAN MENCARI JOKO SUPRAPTO, TIDAK JUGA FOTONYA JIKA tidak ingin kecewa. Lelaki yang melesat namanya sejak menemukan penggunaan bahan bakar alternatif Blue Enegry ini, sejak 7 Mei lalu raib, tidak jelas keberadaanya. Istri dan anak-anaknya, mengaku juga tak tahu di mana suami dan ayah mereka. Di internet, bahkan fotonya juga tidak terlacak.

Joko sejauh ini memang luput dari perhatian media. Namanya baru mencuri perhatian ketika berlangsung acara perubahan iklim PBB di Bali, tahun lalu. Waktu itu Joko bersama timnya, tiba di Bali dengan dua Ford Ranger 2500 CC, satu Isuzu Panther 2500 CC Diesel, satu Mazda Familia 1800 CC dan satu Bus Mitsubishi 4000 CC. Di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mereka melaporkan penggunaan bahan bakar alternatif non BBM yang diberi nama Blue Energy atau Minyak Indonesia Bersatu. Benar, itulah bahan bakar yang bersumber dari air.

“Seluruh mobil itu bisa sampai di Denpasar dan langsung dicek di bengkel yang dilengkapi dengan alat uji emisi dari PBB. Hasilnya, seluruh mobil dalam kondisi yang sangat baik,” kata Heru Lelono, Ketua Tim Blue Energy, sesaat setelah melaporkan hasil yang didapat oleh timnya kepada SBY.

Namun bukan soal keberhasilan kendaraan uji coba itu benar yang seharusnya menarik karena di balik itu, ada nama Joko sebagai penemu bahan bakar berbahan air. Joko melakukan penelitian tentang bahan bakar air sejak 2001 di rumahnya, di Ngadiboyo, Rejoso, Nganjuk, Jawa Timur. Menurut dia, idenya berasal dari Al Quran. “Semua yang ada di bumi bermanfaat bagi kehidupan manusia,” kata Joko seperti dikutip Radar Kediri edisi 4 Desember 2007.

Ide dan penelitian Joko, semula bukan hanya mendapat penolakan tapi juga cemoohan. Rumah tangganya beberapa kali terancam bubar karena Joko membiayai penelitiannya dengan dana yang diperoleh dari hasil menjual barang-barang yang ada di rumahnya. Para akademisi juga meragukan penelitiannya dan Joko dianggap orang tak waras. Namun ketika Joko berhasil menyelesaikan penelitiannya pada 2005 dan dibuktikan pada acara perubahan iklim di Bali, banyak pihak yang mulai memperhatikan Joko.

Bahan bakar sintetik temuan Joko dibuat dari pengganti molekul hidrogen dan karbon tak jenuh. Proses pembuatannya sama dengan minyak fosil tetapi dengan kadar emisi yang jauh lebih rendah. Prinsip kerjanya adalah memisahkan H plus dan H2 min dengan bantuan katalis-katalis dan proses tertentu sampai menjadi bahan bakar dengan jumlah ikatan karbon tertentu. Karbon kkarbon (C-C) yang bergandengan dipisahkan. Joko mengistilahkan pemisahan C-C sebagai “orang pacaran yang diganggu. Semua air termasuk air tanah, menurut Joko bisa dijadikan Blue Enegy, tapi ”Paling bagus air laut kalau air tanah, kasihan warga karena harus menyedot dari bumi.”

Sebelum mengenalkan temuannya pada acara perubahan iklim itu, Joko sebetulnya sudah sempat bertemu dengan Presiden SBY pada awal 2006. Pertemuan itu membuat SBY terkesan, dan pada Minggu 25 November 2007, Joko bersama tim berangkat dengan dari kediamaan SBY di Cikeas, Bogor menuju Bali dengan kendaraan yang semuanya berbahan bakar air. Hasilnya pada 3 Desember 2007, lima kendaraan dari berbagai jenis itu sukses tiba di Bali tanpa mengalami gangguan apa pun. Di Bali, rombongan ini mengikuti eksebisi clean air, clean fuel and clean vehicle.

“Sudah dicoba sendiri oleh Bapak Presiden. Beliau kemarin sempat duduk di belakang knalpot bus ini sambil menciumi asapnya. Paspampres (pasukan pengamanan presiden) sempat kerepotan takut Presiden karacunan, tapi tidak. Coba saja,” kata Heru dikutip Jawa Pos edisi 30 November 2007.

Konon bahan bakar air temuan Joko sudah mulai diproduksi di Cikeas. Dibandingkan harga BBM yang rata-rata di atas Rp 5.000 per liter, bahan bakar air milik Joko hanya berharga Rp 3.000 per liter.

Kini di tengah krisis energi BBM dan harganya yang mahal, nama Joko kembali banyak disebut orang: Temuan Joko dapat dijadikan alternatif bahan bakar pengganti BBM yang berbahan fosil. Pada 7 Mei 2008, alumnus Fakulta Teknik Elektero UGM, Yogyakarta itu dikabarkan telah berangkat ke Jakarta naik pesawat udara melalui Bandara Juanda, Surabaya. Sejak itu, keberadaan Joko tak diketahui oleh keluarganya: telepon genggamnya tak bisa dihubungi. Aparat intelejen dari Kodim dan Polres Nganjuk menurut Radar Kediri sudah mulai mencari keberadaan Joko. Ada yang menyebutkan, Joko memang sedang dicari-cari oleh SBY.”Dia sekarang sedang dicari-cari,” kata salah satu teman dekat Joko kepada Radar Kediri edisi 21 Mei 2008.

Kepada harian yang sama, Winda, istri Joko mengatakan, dirinya sedang menunggu sampai batas waktu yang diberikan oleh suaminya, 20 Mei. “Kalau ternyata sampai tanggal 20 tidak pulang, saya baru ambil tindakan,” kata Winda.

Ke mana Joko pergi? Mudah-mudahan dia memang “disimpan” oleh SBY dan bukan diculik oleh pihak tertentu seperti spekulasi banyak orang.

http://rusdimathari.wordpress.com/2008/05/22/dicari-joko-suprapto/

Seandainya Joko Suprapto di culik negara asing terus di ambil teorinya dan di kembangkan dengan skala besar apa yang terjadi? Di saat itu pa yang akan di katakan pemerintah? Terus kalo itu di komoditikan dan kita butuh, apakah akan kita beli dengan harga mahal?

Blue energy ini telah terbukti sukses:

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/11/tgl/25/time/174439/idnews/857250/idkanal/10

http://www.topix.com/forum/world/malaysia/TT2EJH6OMA6CSLONS

http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/05/30/1/113988

http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/05/30/1/113859

Saya cuma bisa berharap kalau Universitas-2 di Indonesia cukup rensponsif akan hal ini, karena alternative energy dengan menggunakan air sebetulnya bukan penemuan baru, Stanley meyer” Water fueled cell” anda bisa google atau youtube lebih jelasnya. Dan panacea university adalah sekelompok intelektual yang sekarang mengembangkanya.

Banyak pihak atau media yang pro dan kon mengenai hal ini. My question is “WHAT HAVE YOU DONE?”

"Optimisme yang benar di sertai karya nyata, Kalau berarti impian belaka"
AY Bustomi


No comments: